Legal analysis of the urgency of determining the free papua organization (OPM) as a perpetrator of gross human rights violations in Indonesia

Published: Jun 2, 2025

Abstract:

Purpose: This study analyzes the urgency of determining the Free Papua Movement (OPM) as a perpetrator of gross human rights violations in Indonesia from a legal perspective. The main focus is to understand and examine the legal consequences and social impacts of such a determination in enforcing justice and protecting human rights in Indonesia.

Research/methodology: The research uses a normative legal research method with a descriptive-analytical approach. It relies on secondary data, including legal literature, laws and regulations, and the opinions of legal experts.

Results: The study shows that OPM has committed various acts of violence that violate human rights, such as murder, torture, and kidnapping. Declaring OPM as a perpetrator of gross human rights violations is crucial to uphold the principles of justice and equality before the law, in line with national and international legal standards. Legal action against OPM not only aims to impose sanctions but also functions as a preventive measure to deter similar crimes in the future. Experts in human rights law stress the need for a proportional and effective governmental response to such cases.

Conclusion: Determining OPM as a perpetrator of gross human rights violations is a necessary legal step to enforce justice, deter future crimes, and protect human rights in Indonesia.

Limitations: The study is limited to secondary data without field verification or empirical assessment of the implementation challenges.

Contribution: This research contributes to the development of legal science and offers strategic insights into the legal handling of gross human rights violations in Indonesia.

Keywords:
1. OPM
2. Serious Human Rights Violations
3. Urgency of Determination
Authors:
Syaif Hizbulhaq Alwathoni
How to Cite
Alwathoni, S. H. (2025). Legal analysis of the urgency of determining the free papua organization (OPM) as a perpetrator of gross human rights violations in Indonesia. Dynamics of Politics and Democracy, 4(1), 33–47. https://doi.org/10.35912/dpd.v4i1.2983

Downloads

Download data is not yet available.
Issue & Section
References

    Abdulajid, S., & Anshar, A. (1966). Pertanggungjawaban pidana komando militer pada pelanggaran berat HAM : suatu kajian dalam teori pembaharuan pidana. Yogyakarta: LaksBang Pressindo.

    Audina, N. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Pelanggaran Ham Berat (Tinjauan Hukum Nasional Dan Internasional). Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum, 7(2), 183-198.

    Candra, F. A., & Sinaga, F. J. (2021). Peran penegak hukum dalam penegakan hukum di Indonesia. Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 41-50.

    Edon, S. F. L., & Hidayat, N. A. (2021). Kewajiban Pemerintah Indonesia Terhadap Pelanggaran Ham Yang Dilakukan Oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (Kkb) Di Papua. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 854-869.

    Effendi, E. (2015). Penanggulangan separatisme dengan menggunakan hukum pidana: Genta Publishing.

    George, S., & Elrashid, S. (2023). Inventory Management and Pharmaceutical Supply Chain Performance of Hospital Pharmacies in Bahrain: A Structural Equation Modeling Approach. Sage Open, 13(1). doi:https://doi.org/10.1177/21582440221149717

    Jamal, J., & Kusuma, A. R. (2023). Problem Hak Asasi Manusia: Analisis dari Pandangan Hidup Islam. Journal of Islamic and Occidental Studies, 1(2). doi:https://doi.org/10.21111/jios.v1i2.30

    Kadisjarahad, K., & Djamil, D. (2018). Operasi Penumpasan Gerakan Separatis di Papua 1965-1991. Bandung: Dinas Sejarah Angkatan Darat.

    Kaelan. (2002). Pendidikan Pancasila: paradigma.

    Marzuki, P. M. (2005). Penelitian hukum.

    Setiawan, K. (2016). From hope to disillusion: The paradox of Komnas ham, the Indonesian national human rights commission. Bijdragen tot de taal-, land-en volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 172(1), 1-32.

    Sugiyono, & Sutopo, S. (2021). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

    Suherman, A. (2019). Implementasi independensi hakim dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman. SIGn Jurnal Hukum, 1(1), 42-51.

    Sunggono, B. (2005). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita.

    Sutrisno, S. (2020). Kebijakan Sistem Penegakan Hukum Menuju Hukum Berkeadilan. Pagaruyuang Law Journal, 3(2), 183-196.

    Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan tentang Hukum Pidana

    Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

    Undang-undang (UU) Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

    Undang-undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

    Undang-undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

    Winarti, T. (2021). Hukum Dalam Bentuk Kompensasi Bagi Korban Pelanggaran Ham Berat Dari Perspektif UU No 26 Tahun 2000. Cybernetics: Journal Educational Research and Social Studies, 107-116.

  1. Abdulajid, S., & Anshar, A. (1966). Pertanggungjawaban pidana komando militer pada pelanggaran berat HAM : suatu kajian dalam teori pembaharuan pidana. Yogyakarta: LaksBang Pressindo.
  2. Audina, N. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Pelanggaran Ham Berat (Tinjauan Hukum Nasional Dan Internasional). Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum, 7(2), 183-198.
  3. Candra, F. A., & Sinaga, F. J. (2021). Peran penegak hukum dalam penegakan hukum di Indonesia. Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 41-50.
  4. Edon, S. F. L., & Hidayat, N. A. (2021). Kewajiban Pemerintah Indonesia Terhadap Pelanggaran Ham Yang Dilakukan Oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (Kkb) Di Papua. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 854-869.
  5. Effendi, E. (2015). Penanggulangan separatisme dengan menggunakan hukum pidana: Genta Publishing.
  6. George, S., & Elrashid, S. (2023). Inventory Management and Pharmaceutical Supply Chain Performance of Hospital Pharmacies in Bahrain: A Structural Equation Modeling Approach. Sage Open, 13(1). doi:https://doi.org/10.1177/21582440221149717
  7. Jamal, J., & Kusuma, A. R. (2023). Problem Hak Asasi Manusia: Analisis dari Pandangan Hidup Islam. Journal of Islamic and Occidental Studies, 1(2). doi:https://doi.org/10.21111/jios.v1i2.30
  8. Kadisjarahad, K., & Djamil, D. (2018). Operasi Penumpasan Gerakan Separatis di Papua 1965-1991. Bandung: Dinas Sejarah Angkatan Darat.
  9. Kaelan. (2002). Pendidikan Pancasila: paradigma.
  10. Marzuki, P. M. (2005). Penelitian hukum.
  11. Setiawan, K. (2016). From hope to disillusion: The paradox of Komnas ham, the Indonesian national human rights commission. Bijdragen tot de taal-, land-en volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 172(1), 1-32.
  12. Sugiyono, & Sutopo, S. (2021). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
  13. Suherman, A. (2019). Implementasi independensi hakim dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman. SIGn Jurnal Hukum, 1(1), 42-51.
  14. Sunggono, B. (2005). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita.
  15. Sutrisno, S. (2020). Kebijakan Sistem Penegakan Hukum Menuju Hukum Berkeadilan. Pagaruyuang Law Journal, 3(2), 183-196.
  16. Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan tentang Hukum Pidana
  17. Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
  18. Undang-undang (UU) Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
  19. Undang-undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
  20. Undang-undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
  21. Winarti, T. (2021). Hukum Dalam Bentuk Kompensasi Bagi Korban Pelanggaran Ham Berat Dari Perspektif UU No 26 Tahun 2000. Cybernetics: Journal Educational Research and Social Studies, 107-116.