Legal analysis of determination of the status of evidence in the criminal case of corruption of TWP AD in the Supreme Court's Cassation Decision Number 407-K/MIL/2023
Abstract:
Purpose: Corruption is a serious problem in various countries, including Indonesia. Determination of the status of evidence in corruption cases has great significance for all parties involved. The corruption case of TWP AD at the cassation level stipulates that certain evidence is confiscated for the state. While at the first level and appeal level decisions, the evidence is confiscated for the state C.q. TWP AD.
Research Methodology: This study uses a normative legal research type, namely legal research conducted by examining library materials or secondary data through library research.
Results: Changes in the determination of the status of evidence at the cassation level are based on Article 18 paragraph (1) letter a in conjunction with Article 38 B paragraph (2) of the Corruption Eradication Law without considering the provisions of Article 19 paragraph (1) and the real impact on the recovery of losses experienced by the Indonesian Army. The evidence should be returned to the rightful party, in this case the Indonesian Army through TWP AD considering that the source of funds for TWP AD comes from deductions from the salaries of Soldiers and Civil Servants in the Indonesian Army environment every month. In addition, additional criminal penalties in the form of replacement money should also be deposited to the state C.q. TWP AD, because both the evidence and the replacement money are the result of corruption. Minister of Finance Regulation No. 145 / PMK.06 / 2021 regulates that the parties authorized to submit proposals for the management of confiscated state goods to the Minister of Finance are the Prosecutor's Office, the Corruption Eradication Committee, and the Auditorate. Bureaucratic procedures and processes are obstacles to the effective implementation of the Minister of Finance Regulation.
Downloads

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alatas, H. (1982). Sosiologi korupsi: Sebuah penjelajahan dengan data kontemporer.
Edla, Z. J., Shafira, M., Farid, M., Maulani, D. G., Ginting, M. S., & Meidiantama, R. (2025). Upaya Non Penal Penanggulangan Pembakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, 4(2), 103-114. doi:https://doi.org/10.35912/jihham.v4i2.4537
Hamzah, A. (2008). Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Harahap, M. Y. (2007). Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan. Jakarta: Ghalia.
Harefa, P. G., Idham, I., & Erniyanti, E. (2023). Analisis Teori Hukum terhadap Penegakan Tindak Pidana Pemalsuan Uang: Analisis Teori Hukum Positif dan Teori Hukum Responsif. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2(2), 113-119. doi:https://doi.org/10.35912/jihham.v2i2.1923
Ilyas, A. (2012). Asas-asas hukum pidana: memahami tindak pidana dan pertanggungjawaban pidana sebagai syarat pemidanaan: disertai teori-teori pengantar dan beberapa komentar: Kerja sama Rangkang Education Yogyakarta & PuKAP.
Latief, A. (2012). Tindak Pidana Korupsi dan Problematikanya Dalam Praktik Penerapan Hukum.
Marzuki, P. M. (2005). Penelitian hukum.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Pratiwi, D. A. R. A., Dewi, N. D. U., Widnyani, I. A. P. S., & Rahayu, L. R. (2023). Pengaruh kepemimpinan demokratis, lingkungan, dan disiplin terhadap kinerja pegawai non ASN di sekretariat DPRD Kabupaten Badung tahun 2023. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, 3(1), 53-64. doi:https://doi.org/10.35912/jihham.v3i1.2436
Sagala, C. P. (2018). Tinjauan Putusan terhadap Penyimpangan Ketentuan Hukum Acara Pemeriksaan Koneksitas.
Satriya, A. M. a., & Anwar, M. K. (2024). Efektivitas Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Kelas I Jakarta Utara Dalam Menyimpan dan Memelihara Barang Sitaan dan Rampasan. PENTAHELIX, 2(1), 71-82. doi:https://doi.org/10.24853/penta.2.1.71-82
Sianturi, S. R. (2010). Hukum Pidana Militer di Indonesia. Jakarta: Babinkum TNI.
Soekanto, S. (1990). Ringkasan metodologi penelitian hukum empiris: Ind-Hill-Company.
Soesilo, R. (1982). Hukum acara pidana (prosedur penyelesaian perkara pidana menurut KUHAP bagi penegak hukum): Politeia.
Suartama, S. M., & Dewi, C. I. D. L. (2023). Efektivitas atas Tata Kepemerintahan yang Baik dalam Penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Karangasem. Kajian Ilmiah Hukum dan Kenegaraan, 1(2), 105-112. doi:https://doi.org/10.35912/kihan.v1i2.1952
Sunggono, B. (2005). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Yusuf, M. (2013). Merampas Aset Koruptor Solusi Pemberantasan Korupsi di Indonesia: PT Kompas Media Nusantara.
Zailani, R., Idham, I., & Erniyanti, E. (2023). Analisis Yuridis Proses Penyidikan Tindak Pidana Terorisme menurut Hukum di Indonesia: Analisis Teori Hukum Positif dan Teori Hukum Responsif. Kajian Ilmiah Hukum dan Kenegaraan, 1(2), 63-69. doi:https://doi.org/10.35912/kihan.v1i2.1908
- Alatas, H. (1982). Sosiologi korupsi: Sebuah penjelajahan dengan data kontemporer.
- Edla, Z. J., Shafira, M., Farid, M., Maulani, D. G., Ginting, M. S., & Meidiantama, R. (2025). Upaya Non Penal Penanggulangan Pembakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, 4(2), 103-114. doi:https://doi.org/10.35912/jihham.v4i2.4537
- Hamzah, A. (2008). Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
- Harahap, M. Y. (2007). Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan. Jakarta: Ghalia.
- Harefa, P. G., Idham, I., & Erniyanti, E. (2023). Analisis Teori Hukum terhadap Penegakan Tindak Pidana Pemalsuan Uang: Analisis Teori Hukum Positif dan Teori Hukum Responsif. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2(2), 113-119. doi:https://doi.org/10.35912/jihham.v2i2.1923
- Ilyas, A. (2012). Asas-asas hukum pidana: memahami tindak pidana dan pertanggungjawaban pidana sebagai syarat pemidanaan: disertai teori-teori pengantar dan beberapa komentar: Kerja sama Rangkang Education Yogyakarta & PuKAP.
- Latief, A. (2012). Tindak Pidana Korupsi dan Problematikanya Dalam Praktik Penerapan Hukum.
- Marzuki, P. M. (2005). Penelitian hukum.
- Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
- Pratiwi, D. A. R. A., Dewi, N. D. U., Widnyani, I. A. P. S., & Rahayu, L. R. (2023). Pengaruh kepemimpinan demokratis, lingkungan, dan disiplin terhadap kinerja pegawai non ASN di sekretariat DPRD Kabupaten Badung tahun 2023. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, 3(1), 53-64. doi:https://doi.org/10.35912/jihham.v3i1.2436
- Sagala, C. P. (2018). Tinjauan Putusan terhadap Penyimpangan Ketentuan Hukum Acara Pemeriksaan Koneksitas.
- Satriya, A. M. a., & Anwar, M. K. (2024). Efektivitas Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Kelas I Jakarta Utara Dalam Menyimpan dan Memelihara Barang Sitaan dan Rampasan. PENTAHELIX, 2(1), 71-82. doi:https://doi.org/10.24853/penta.2.1.71-82
- Sianturi, S. R. (2010). Hukum Pidana Militer di Indonesia. Jakarta: Babinkum TNI.
- Soekanto, S. (1990). Ringkasan metodologi penelitian hukum empiris: Ind-Hill-Company.
- Soesilo, R. (1982). Hukum acara pidana (prosedur penyelesaian perkara pidana menurut KUHAP bagi penegak hukum): Politeia.
- Suartama, S. M., & Dewi, C. I. D. L. (2023). Efektivitas atas Tata Kepemerintahan yang Baik dalam Penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Karangasem. Kajian Ilmiah Hukum dan Kenegaraan, 1(2), 105-112. doi:https://doi.org/10.35912/kihan.v1i2.1952
- Sunggono, B. (2005). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita.
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Yusuf, M. (2013). Merampas Aset Koruptor Solusi Pemberantasan Korupsi di Indonesia: PT Kompas Media Nusantara.
- Zailani, R., Idham, I., & Erniyanti, E. (2023). Analisis Yuridis Proses Penyidikan Tindak Pidana Terorisme menurut Hukum di Indonesia: Analisis Teori Hukum Positif dan Teori Hukum Responsif. Kajian Ilmiah Hukum dan Kenegaraan, 1(2), 63-69. doi:https://doi.org/10.35912/kihan.v1i2.1908