Potential loss of business services levy receipts in the Marine and Fisheries Office of East Nusa Tenggara Province

Published: Aug 24, 2022

Abstract:

Purpose: The purpose of this research was to identify the potential loss of business service levies received by the Department of Maritime Affairs and Fisheries, East Nusa Tenggara Province.

Research Methodology: This study used a qualitative approach and power analysis using spiral data analysis techniques. The informants consisted of 33 people. Data collection was carried out by qualitative observation, qualitative interviews, qualitative document tracing, and qualitative audio-visual material.

Results: There was a potential loss from receiving business service levies at the Department of Maritime Affairs and Fisheries, East Nusa Tenggara Province.

Limitations: This research focused on identifying the potential loss of business service levy at the Department of Maritime Affairs and Fisheries, East Nusa Tenggara Province.

Contribution: This research can be a scientific source and can be the basis for the Department of Maritime Affairs and Fisheries of East Nusa Tenggara Province in overcoming the potential lost problem. Furthermore, this research can be scientific information for public administration students.

Keywords:
1. Levy
2. Marine
3. Fisheries
4. Potential Lost
Authors:
1 . Agus Ndolu Min Balukh
2 . Nursalam Nursalam
3 . Laurensius P. Sayrani
How to Cite
Balukh, A. N. M., Nursalam, N., & Sayrani, L. P. (2022). Potential loss of business services levy receipts in the Marine and Fisheries Office of East Nusa Tenggara Province. Journal of Sustainable Tourism and Entrepreneurship, 3(1), 37–52. https://doi.org/10.35912/joste.v3i1.1045

Downloads

Download data is not yet available.
Issue & Section
References

    Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tengara Timur. (2021). Jumpa Pers Kemiskinan NTT. https://ntt.bps.go.id/news/2021/02/15/228/jumpa-pers-kemiskinan-ntt.html. 15 February 2021.

    Badrudin, R. (2011). Pengaruh Pendapatan dan Belanja Daerah Terhadap Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Buletin Ekonomi.

    Carunia, M. F. (2017). Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka.

    Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan. Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Fajar, M. (2006). Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Uplift pada Industri Hulu Migas. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, Vol. 14, No. 3 (September). http://journal.ui.ac.id/jbb/article/viewFile/617/602.

    Halim, A. (2007). Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

    Harefa, M., Permana, S. H., & Mangeswuri, D. R. (2017). Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

    Jati, W. R. (2012). Inkonsistensi Paradigma Otonomi Daerah di Indonesia: Dilema Sentralisasi atau Desentralisasi. Jurnal Konstitusi, Volume 9, Nomor 4, Desember 2012. https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/download/152/151).

    Kaho, R. J. (1987). Prospek Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

    Koirudin. (2005). Sketsa Kebijakan Desentralisasi Di Indonesia Format Masa Depan Otonomi Menuju Kemandirian Daerah. Malang: Averroes Press.

    Luthfi, A. (2006). Evolusi Penarikan Pajak Daerah di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi. Vol.14, No.4 (Desember).

    Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP. STIM. YKPN.

    Marbun, BN. (2007). Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

    Mardiasmo. (2006). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.

    Nugraha, Y. N. (2019). Desentralisasi dan Ketergantungan Fiskal Daerah. https://news.detik.com/kolom/d-4406834/desentralisasi-dan-ketergantungan-fiskal-daerah . 30 January 2019.

    Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2011). Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun 2011. Nusa Tenggara Timur.

    Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Nomor 244 Tahun 2014. Sekertariat Negara. Jakarta.

    Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan. Lembaran Negara Nomor 294 Tahun 2014. Sekertariat Negara. Jakarta.

    Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Lembaran Negara Nomor 130 Tahun 2009. Sekertariat Negara. Jakarta.

    Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Lembaran Negara Nomor 140 Tahun 2005. Sekertariat Negara. Jakarta.

    Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Lembaran Negara Nomor 126 Tahun 2004. Sekertariat Negara. Jakarta.

    Pemerintah Republik Indonesia. (1958). Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara barat dan Nusa Tenggara Timur. Lembaran Negara Nomor 115 Tahun 1958. Sekertariat Negara. Jakarta.

    Rahayu, A. S. (2010). Pengantar Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Bumi Aksara.

    Rante, A., Mire, M. S., & Paminto, A. (2017). Analisis Kemandirian Keuangan Daerah. Jurnal FEB Unmul. Volume 13 (2), 2017, 78-89.

    Sapardi, T. (2013). Estimasi Potential Lost Penerimaan Pajak Dari Kegiatan Underground Economy Dengan Pendekatan Moneter. Media Ekonomi Vol. 21, No. 1, April 2013.

    Sidik, M. (2002). Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Disampaikan dalam Acara Orasi Ilmiah dengan Tema “Strategi Meningkatkan Kemampuan Keuangan daerah Melalui Penggalian Potensi Daerah Dalam Rangka Otonomi Daerah” Acara Wisuda XXI STIA LAN Bandung Tahun Akademik 2001/2002 - di Bandung, 10 April 2002. www. mediaindo.co.id.

    Siragih, J. P. (2003). Desentralisasi Fiskal Dan Keuangan Daerah Dalam Otonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

    Siregar, B. (2017). Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM. YKPN.

    Triadi, R., Tertiarto, W., & Rela Sari, 2020. The influence of Social Identity, Love of Money and Machiavellian of Corporate Tax Accountants on Overpayment Tax Restitution Decision Making (Empirical Study of Corporate Taxpayers at Palembang Mediu. Accounting and Finance, Institute of Accounting and Finance, issue 4, pages 52-58, December. https://ideas.repec.org/a/iaf/journl/y2020i4p52-58.html#download

    Undang-Undang Pajak Lengkap Tahun 2011. (2011). Jakarta: Mitra Wacana Media.

    Yacoub, Y. S., dan Nindya, L. (2018). Potential Lost of PBB-P2 Revenue as Regional Tax In Sambas Regency. AFEBI Economic and Finance Review Vol. 03 No. 02.

    Yuliati. (2000). Akutansi Sektor Publik. Cetakan Kelima. Jakarta: Salemba Empat.

  1. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tengara Timur. (2021). Jumpa Pers Kemiskinan NTT. https://ntt.bps.go.id/news/2021/02/15/228/jumpa-pers-kemiskinan-ntt.html. 15 February 2021.
  2. Badrudin, R. (2011). Pengaruh Pendapatan dan Belanja Daerah Terhadap Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Buletin Ekonomi.
  3. Carunia, M. F. (2017). Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka.
  4. Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan. Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  5. Fajar, M. (2006). Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Uplift pada Industri Hulu Migas. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, Vol. 14, No. 3 (September). http://journal.ui.ac.id/jbb/article/viewFile/617/602.
  6. Halim, A. (2007). Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
  7. Harefa, M., Permana, S. H., & Mangeswuri, D. R. (2017). Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  8. Jati, W. R. (2012). Inkonsistensi Paradigma Otonomi Daerah di Indonesia: Dilema Sentralisasi atau Desentralisasi. Jurnal Konstitusi, Volume 9, Nomor 4, Desember 2012. https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/download/152/151).
  9. Kaho, R. J. (1987). Prospek Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
  10. Koirudin. (2005). Sketsa Kebijakan Desentralisasi Di Indonesia Format Masa Depan Otonomi Menuju Kemandirian Daerah. Malang: Averroes Press.
  11. Luthfi, A. (2006). Evolusi Penarikan Pajak Daerah di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi. Vol.14, No.4 (Desember).
  12. Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP. STIM. YKPN.
  13. Marbun, BN. (2007). Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  14. Mardiasmo. (2006). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.
  15. Nugraha, Y. N. (2019). Desentralisasi dan Ketergantungan Fiskal Daerah. https://news.detik.com/kolom/d-4406834/desentralisasi-dan-ketergantungan-fiskal-daerah . 30 January 2019.
  16. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2011). Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun 2011. Nusa Tenggara Timur.
  17. Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Nomor 244 Tahun 2014. Sekertariat Negara. Jakarta.
  18. Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan. Lembaran Negara Nomor 294 Tahun 2014. Sekertariat Negara. Jakarta.
  19. Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Lembaran Negara Nomor 130 Tahun 2009. Sekertariat Negara. Jakarta.
  20. Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Lembaran Negara Nomor 140 Tahun 2005. Sekertariat Negara. Jakarta.
  21. Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Lembaran Negara Nomor 126 Tahun 2004. Sekertariat Negara. Jakarta.
  22. Pemerintah Republik Indonesia. (1958). Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara barat dan Nusa Tenggara Timur. Lembaran Negara Nomor 115 Tahun 1958. Sekertariat Negara. Jakarta.
  23. Rahayu, A. S. (2010). Pengantar Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Bumi Aksara.
  24. Rante, A., Mire, M. S., & Paminto, A. (2017). Analisis Kemandirian Keuangan Daerah. Jurnal FEB Unmul. Volume 13 (2), 2017, 78-89.
  25. Sapardi, T. (2013). Estimasi Potential Lost Penerimaan Pajak Dari Kegiatan Underground Economy Dengan Pendekatan Moneter. Media Ekonomi Vol. 21, No. 1, April 2013.
  26. Sidik, M. (2002). Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Disampaikan dalam Acara Orasi Ilmiah dengan Tema “Strategi Meningkatkan Kemampuan Keuangan daerah Melalui Penggalian Potensi Daerah Dalam Rangka Otonomi Daerah” Acara Wisuda XXI STIA LAN Bandung Tahun Akademik 2001/2002 - di Bandung, 10 April 2002. www. mediaindo.co.id.
  27. Siragih, J. P. (2003). Desentralisasi Fiskal Dan Keuangan Daerah Dalam Otonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
  28. Siregar, B. (2017). Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM. YKPN.
  29. Triadi, R., Tertiarto, W., & Rela Sari, 2020. The influence of Social Identity, Love of Money and Machiavellian of Corporate Tax Accountants on Overpayment Tax Restitution Decision Making (Empirical Study of Corporate Taxpayers at Palembang Mediu. Accounting and Finance, Institute of Accounting and Finance, issue 4, pages 52-58, December. https://ideas.repec.org/a/iaf/journl/y2020i4p52-58.html#download
  30. Undang-Undang Pajak Lengkap Tahun 2011. (2011). Jakarta: Mitra Wacana Media.
  31. Yacoub, Y. S., dan Nindya, L. (2018). Potential Lost of PBB-P2 Revenue as Regional Tax In Sambas Regency. AFEBI Economic and Finance Review Vol. 03 No. 02.
  32. Yuliati. (2000). Akutansi Sektor Publik. Cetakan Kelima. Jakarta: Salemba Empat.